Translate

Minggu, 05 Februari 2012

Setan?

Mohammad Ulul Azmi | 18.03
Kita tahu melalui al-Qur’an, hadis dan riwayat-riwayat lainnya tentang penolakan iblis pada perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam as. Ada beberapa kaum yang mengatakan bahwa iblis “menjustifikasi” penolakannya dengan ungkapan bahwa ia tidak ingin bersujud kepada selain Allah. Ada pula yang mengatakan bahwa sebelum Adam diciptakan, iblis sesungguhnya telah menyembah Allah pada puncak ketauhidan selama ribuan tahun lamanya. Banyak sekali versi cerita yang mengisahkan tentang iblis. Bagaimana bisa makhluk yang “begitu dekat” dengan Allah menjadi makhluk yang dirinya adalah lambang pembangkangan kepada Allah? Penulis hanya mengulas beberapa versi cerita terkenal, yang bahkan sampai ‘mengguncang iman dan memukau nalar’ ! (tapi ini bukan kisah The Da Vinci Code…)
Penolakan atas perintah sujud penghormatan kepada Nabi Adam as, menjadi bukti atas pembangkangan iblis kepada Allah. Ia ingin menunjukkan bahwa dialah yang paling mencintai-Nya, dialah yang selalu menyembah-Nya tanpa rasa lelah. Bahkan dari asal penciptaannya, iblis (yang diciptakan dari api) merasa emoh untuk sujud kepada Adam (yang diciptakan dari tanah). Sesungguhnya sederhana saja. Menolak perintah Allah untuk sujud pada Adam, berarti iblis telah melawan Allah. Iblis merasa dialah hamba yang paling dekat dengan Allah karena ibadahnya selama ribuan tahun. Iblis merasa lebih mulia dari Adam karena diciptakan dari api. Kisah ini sekaligus menjadi pelajaran bagi kita, bahwa diri (nafs) adalah hijab terbesar menuju penghambaan pada Tuhan. Itu sebabnya jihad melawan diri sendiri adalah jihad yang terbesar. Kesombongan iblis saat itu juga meruntuhkan amal-amal yang telah dilakukannya. Ia beranggapan bahwa Allah tidak adil. Lantas siapa yang lebih mengetahui? Apakah ciptaan lebih mengetahui dari Sang Pencipta-nya? Silahkan kita jawab sendiri..
Jika anda pernah membaca buku The Madness of God, di buku tersebut diceritakan bahwa iblis berkata,
Kau bilang Adam berdosa gara-gara hasutanku? Kalau begitu, atas hasutan siapa aku melakukan dosa? Aku sebenarnya melakukan apa yang Dia perintahkan, dan aku sepenuhnya patuh pada keinginan Allah. Mau bagaimana lagi? Tak ada ruang yang luput dari kuasa-Nya. Aku bukanlah tuan bagi keinginanku sendiri. Aku menyembah Allah selama 700 ribu tahun! Tak ada tempat tersisa di langit dan bumi di mana aku tak menyembah-Nya. Setiap hari aku berkata pada-Nya, “Ya Allah, anak keturunan Adam menolak-Mu, namun Engkau tetap bermurah hati dan meninggikan mereka. Tapi aku, yang mencintai dan memuja-Mu dengan pemujaan yang benar, Engkau buat menjadi hina dan buruk rupa.”
Tiba-tiba di dalam benak kita muncul pertanyaan-pertanyaan yang kemudian “bisa jadi” meragukan kekuasaan serta kehendak-Nya. Tuhan Maha Kuasa, tiada sesuatu pun yang dapat terjadi di luar kehendak-Nya. Apa dengan begitu Dia menciptakan lalu “menghendaki” (baca : menentukan) beberapa diantara kita menjadi ahli keburukan, dan sisanya sebagai ahli kebaikan? Lalu untuk apa kita berusaha menjadi baik selama hidup jika sudah dipastikan di akhir hayat, kita menjadi ahli keburukan? Sementara seburuk apa pun kelakuan kita, di akhir hayat kita dipastikan menjadi orang baik? Wow…!!!!
Ya, Tuhan itu Maha Kuasa, Dia Maha Adil. Dengan kehendak-Nya maka jadilah semesta ini sebagai tempat hidup kita. Dengan kehendak-Nya, semesta ini berjalan sesuai dengan hukum-Nya. Hukum tersebut menjadi ilmu pengetahuan bagi kita. Bahwa melawan hukum-Nya pasti membawa kita pada kesengsaraan. Apabila kita mampu bersinergi dengan hukum-Nya, pasti akan membawa kita pada kebahagiaan. Contoh, api itu panas dan menghanguskan. Kita tahu bahwa jika kita terbakar api, maka api akan membakar hangus tubuh kita. Pasti kita akan berhati-hati dengan api agar kita tidak terbakar. Kita juga tahu bahwa reaksi nuklir tak terkendali itu berbahaya karena energinya yang dahsyat. Tapi dengan teknologi, kita bisa mengendalikan reaksi tersebut dan kemudian memanfaatkan energinya. Sama seperti kita yang memanfaatkan api untuk memasak.
Manusia bebas menjadi apa pun yang dia mau, begitu pun Iblis. Manusia dan Iblis memiliki nafsu sementara malaikat tidak. Itulah yang membuat manusia dan Iblis sebagai makhluk-Nya yang merdeka. Mereka diberi pilihan untuk menyembah dan patuh pada Allah atau tidak.
Jalan menuju kebahagiaan dan kesengsaraan sudah ditunjukkan oleh-Nya; Sembah dan patuhilah Dia atau tidak!
Kita hidup dalam dunia ciptaan-Nya yang bergantung pada hukum universal-Nya. Inilah bentuk Kehendak, Kemaha-Kuasaan serta Kepengaturan-Nya. Allah menghendaki kebaikan bagi setiap makhluk-Nya. Dia memberikan petunjuk bagi orang-orang yang berpikir. Tinggal kita yang memilih, untuk menjadi ahli surga atau ahli neraka. Kitalah yang membangun surga kita sendiri, dan kita jugalah yang membangun neraka kita sendiri.
Kehendak bebas manusia berada dalam bingkai hukum universal yang patuh pada-Nya.
Akhir kata, ada hikayat tentang iblis. Ketika iblis bertanya kepada Nabi SAW tentang cara bertobat dan mohon ampun pada Allah, Nabi berkata padanya untuk bersujud di kuburan Adam as. Seketika iblis langsung pergi sambil berkata, “Saat Adam masih hidup, aku tidak sujud padanya. Mana mungkin sekarang aku sujud di kuburannya!”
Pintu ampunan selalu terbuka lebar bagi setiap makhluk ciptaan-Nya. Tuhan tidak menciptakan (baca : menakdirkan) Iblis untuk melawan perintah-Nya dan menyesatkan manusia, melainkan Allah Maha Mengetahui bahwa iblis akan “memilih” untuk membangkang pada-Nya dan menyesatkan anak cucu Adam.
Tidak perlu iblis untuk membuat kita terpuruk kedalam kesesatan jika kita memilih untuk membangkang pada Tuhan. Kita sering berbangga diri atas pencapaian ibadah kita. Kita sering merasa sombong atas prestasi, keilmuan, kedudukan duniawi serta amal-amal kita. Mana yang lebih mulia, seorang abid yang sombong atau seorang miskin yang rendah hati?
Tanpa kita sadari kita sering menjadi pengikut iblis. Kita sering menjadi setan itu sendiri. Masihkah kita merasa pantas untuk meletakkan jidad ini saat bersujud pada-Nya…

“Setan setiap orang itu adalah dirinya sendiri.” -Imam Ali ibnu Abi Thalib.

Sumber: haidarasad.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Azmy Muhammad © 2013. All Rights Reserved | Powered by-Blogger

Distributed By-Blogspot Templates | Designed by-Windroidclub